Tikus Parlemen merupakan salah satu cerita pendek dari kumpulan cerita pendek karya M. Shoim Anwar. Tikus Parlemen ini bercerita tentang sekelompok tikus di selokan yang mulai berdatangan menghuni gedung parlemen. Sekelompok tikus tersebut mulai mengganggu penghuni gedung parlemen, gangguan tersebut berupa pintu almari yang berisi berkas-berkas penting digeroti. Tidak hanya itu, sekelompok tikus tersebut juga mengganggu warga kota terutama yang bermukim di sekitar gedung parlemen. Berbagai makanan dan perabotan rumah tangga dicuri dan dirusak. Warga kota yang mulai geram pun berencana untuk mengempur gedung parlemen tersebut dengan cara membakarnya.
Cerita pendek ini mempunyai tema kritik sosial politik tentang koruptor di negara kita. Koruptor dalam cerita pendek ini diumpakan sebagai tikus yang menggerogoti gedung parlemen, sama seperti perumpaan koruptor yang sering digunakan di negara kita yaitu tikus berdasi.
Analisis unsur intrinsik cerita pendek berjudul Tikus Parlemen adalah sebagai berikut.
- TemaTema yang digunakan oleh cerita pendek Tikus Parlemen ini adalah kritik sosial politik tentang para koruptor.
- AlurAlur yang digunakan oleh cerita pendek Tikus Parlemen ini adalah alur maju.
- Sudut Pandang
Sudut pandang dalam cerita pendek Tikus Parlemen ini adalah orang ketiga serba tahu karena penulis tidak hanya menceritakan satu tokoh melainkan semua tokoh yang ada di dalam ceritanya. - Latar TempatLatar tempat dalam cerita pendek Tikus Parlemen ini adalah sungai, selokan, gedung parlemen, dan rumah warga.
a. Sungai
"Dulu, ketika sungai masih berair dan tumbuhan berkembang subur, tikus-
tikus di sungai ini hidup makmur dengan memakan tunas-tunas daun dan
sisa-sisa makanan yang terbawa air."
b. Selokan
"Tampak sekelompok tikus dengan tubuh gendut-gendut dan gerakan
lincah. Tikus-tikus itu hidup di selokan yang menghubungkan gedung
parlemen dengan sungai."
c. Gedung Parlemen
"Udara terasa amat panas. Kemarau terus menggelinding. Tiba-tiba
terdengar jeritan perempuan dari gedung parlemen."
d. Rumah Warga
"Warga kota, terutama yang bermukim di sekitar gedung parlemen,
ternyata ikut resah. Jika malam tiba, tikus-tikus dari gedung parlemen itu
juga menyerbu rumah-rumah mereka." - Latar Waktu
a. Pagi
"Pagi hari, ketika gedung parlemen dibuka oleh sang penjaga, bau tidak
sedap tercium dari dalam."
b. Siang
"Kemarau menancap tegak lurus di atas kepala. Matahari menggoreng
kota ini hingga lumat."
c. Malam
"Jika malam tiba, tikus-tikus dari gedung parlemen itu juga menyerbu
rumah-rumah mereka." - Latar Suasana
a. Kegaduhan
"Hari berikutnya bahaya tikus datang dari Komisi A. Seorang anggota
komisi menyatakan bahwa arsip-arsip penting di sudut ruang dirusak oleh
tikus. Belum selesai eritanya, wakil Komisi C tiba-tiba datang dan berkata
bahwa kejadian yang sama juga melangda komisinya."
b. Mengejutkan
"Esok harinya terjadi kejutan besar. Seluruh almari yang berisi berkas
berkas penting itu pintunya digerogoti tikus."
c. Keresahan
"Warga kota, terutama yang bermukim di sekitar gedung parlemen ,
ternyata ikut resah."
d. Menegangkan
"Perdebatan berlangsung seru. Apa pun yang diusulkan oleh warga selalu
ditepis oleh ketua parlemen." - Tokoh
a. Tikus
b. Ketua Parlemen
c. Anggota Parlemen
d. Warga Kota - Perwatakan
a. Tikus
1)Pengganggu
"Lama-kelamaan gangguan tikus-tikus mulai terasa."
2)Perusak
"Seorang anggota komisi menyatakan bahwa arsip-arsip penting di
sudut ruang dirusak oleh tikus."
3)Pencuri
"Jika malam tiba, tikus-tikus dari gedung parlemen itu juga menyerbu
rumah-rumah mereka."
b. Ketua Parlemen
1) Tidak menghargai pendapat orang lain
"Perdebatan berlangsung seru. Apa pun yang diusulkan oleh warga selalu
ditepis oleh ketua parlemen."
c. Anggota Parlemen
1) Patuh
"Ketua parlemen pun memerintahkan agar berkas-berkas penting di
parlemen ini dimasukkan ke almari dan dikunci. Perintah itu segera
dilaksanakan di seluruh ruang komisi dan fraksi."
d. Warga Kota
1) Pemarah
"Warga kota berada di puncak kemarahan. Mereka mulai mendobrak
pintu, jendela, dan dinding-dinding digempur."
2) Tidak Sabar
"Ternyata para tikus sangat lihai dalam menyelinap. Warga kota makin
tidak sabar dan kesetanan." - Konflik
a. "Esok harinya terjadi kejutan besar. Seluruh almari yang berisi berkas
berkas penting itu pintunya digerogoti tikus. Para binatang bertaring itu
telah merusak seluruh isi almari. Serpihan-serpihan dibetot dan berceceran
di lantai. Seluruh anggota parlemen menjadi geram."
b. "Kegeraman warga kota semakin tak tertahankan. Semakin banyak di
antara mereka yang terjangkit penyakit lewat tikus. Maka, pada suatu hari,
warga kota dengan dibantu para mahasiswa dan lembaga swadaya
masyarakat, mengepung gedung parlemen."
c. "Warga kota keluar dari rumahnya. Mereka mendengar suara cericit
menguasai kota. Mereka berlari dan berbondong-bondong mencari sumber
suara itu. Dalam waktu singkat, mereka telah menemukannya. Kini gedung
parlemen itu dikepung oleh warga kota. Mereka siap untuk
menghancurkannya. Suara teriakan dan komando telah terdengar di mana
mana. Berbagai peralatan tajam mereka bawa telah dipukul-pukulkan
secara serentak. Sebuah peperangan besar segera dimulai." - Amanat
a. Jangan mempunyai sifat serakah dan tamak.
b. Jangan Jangan mengambil sesuatu yang bukan menjadi hak kita. - Unsur ekstrinsik
M. Shoim Anwar lahir di Desa Sambong Dukuh, Jombang, Jawa Timur. Dia bersekolah di SPG di kota kelahirannya dan melanjutkan pendidikan ke IKIP Surabaya dengan jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, kemudian diteruskan pada program pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. M. Shoim Anwar pernah menjadi guru di SD, SLTP, SLTA, hingga Perguruan Tinggi.M. Shoim Anwar pertama kali menggemari kegiatan tulis menulis saat ia berada di bangku SLTP. Ia pernah menjadi pembawa acara sastra di radio RKDP Jombang. Tulisan-tulisannya sudah banyak yang dimuat di berbagai media massa berupa puisi, cerpen, novel, dan esai. Berbagai penghargaan yang telah diterima oleh M. shoim Anwar diantaranya adalah : Juara tiga kali berturut-turut dalam lomba penulisan cerpen yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Surabaya (1988,1989,1990), tiga kali berturut-turut menjuarai lomba menulis cerpen dan esai pada tahun 2001,2002, dan 2003. Beberapa kali ia juga mengikuti acara Sastrawan Bicara Siswa Bertanya yang diadakan majalah horison.M. Shoim Anwar juga pernah menjadi Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jawa Timur dan menjadi redaktur majalah budayaKidung dan Kali Mas. Cerpen miliknya juga masuk dalam antologi cerpen bahasa Indonesia dan Inggris, seperti Cerita Pendek dari Surabaya, Negeri Bayang-bayang, Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia, Dari Fansuri ke Handayani, Horison Sastra Indonesia, New York After Midnight, Beyond the Horizon.Sedangkan buku kumpulan cerpen M. Shoim Anwar yang telah terbit adalah Oknum, Musyawarah Para Bajingan, Limau Walikota, Pot dalam Otak Kepala Desa, Bermula dari Tambi, Soeharto dalam Cerpen Indonesia, serta Meniti Kereta Waktu.novelnya yang pernah dipublikasikan adalah Sang Pelancong, AnginKemarau, dan Tandes.
Setelah membaca dan menganalisis cerita pendek ini, saya menyimpulkan bahwa cerita pendek ini cukup menarik karena hampir keseluruhan isi dari cerita pendek ini adalah kritik sosial dan sindiran kepada para koruptor yang dengan seenaknya mengambil sesuatu yang seharusnya menjadi hak rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar