- Judul Cerpen : Mandikan Mayatku Dengan Tuak
- Penulis : M. Shoim Anwar
- Tempat, Tanggal Penulisan : Surabaya, 2004
- Jumlah Halaman : 16 Halaman
- Penerbit : DELIMA
Berikut ini ulasan cerita pendek berjudul Mandikan Mayatku Dengan Tuak Karya M. Shoim Anwar:
Orientasi
Mandikan Mayatku Dengan Tuak merupakan salah satu cerita pendek dari buku kumpulan cerita pendek berjudul Tikus Parlemen karya M. Shoim Anwar. Cerita pendek ini menceritakan tentang wasiat seorang mantan pemain kuda lumping keliling yang kelak ketika ia meninggal menginginkan mayatnya dimandikan dengan tuak dan diiringi oleh tabuhan kuda lumping ketika dimandikan dan dibawa ke kubur.
Tafsiran
Cerita pendek ini menceritakan tentang permintaan mantan pemain kuda lumping keliling ketika ia meninggal nanti. Permintaan tersebut adalah memandikan mayatnya dengan tuak dan diiringi tabuhan kuda lumping ketika dimandikan dan dibawa ke kubur. Mantan pemain kuda lumping ini bernama Sogol. Ia berhenti menjadi pemain kuda lumping karena merasa penghasilannya terus melorot. Ia beralih membuka warung tuak yang dilengkapi makanan kecil. Pembukaan warung ini awalnya menyebabkan pertengkaran antara Sogol dan istrintya. Istrinya tidak setuju karena orang-orang yang mabuk selalu membuat ulah. Kecintaan Sogol pada kuda lumping ternyata tidak hilang. Hari itu ada kelompok kesenian yang diikutinya lewat depan rumah. Dia meminta kelompok itu main di depan rumahnya dan disetujui oleh kelompok tersebut. Dalam pertunjukkan tersebut Sogol memutuskan untuk ikut bermain karena merasa sudah lama tidak terlibat. Beberapa saat setelah pertunjukkan usai, Sogol tak sanggup bangkit. Dia digotong menjauh dari arena, kemudian dibaringkan untuk memulihkan kesadarannya. Tetapi kondisi Sogol belum juga pulih setelah beberapa saat dan malah mengeluarkan busa lewat mulutnya. Ternyata Sogol telah kehilangan nyawanya.
Pada saat pemandian mayat Sogol terjadi keributan bagaimana cara memandikan mayatnya dengan tuak, apakah menggunakan air atau tidak, apakah diguyur langsung atau tidak. Keributan tersebut akhirnya berakhir ketika istri Sogol bersuara bahwa dia kebih berhak menentukan bagaimana mayat Sogol akan dimandikan. Dan istri Sogol memilih untuk memandikan suaminya dengan wajar seperti selama ini mayat dimandikan.
Pada saat pemandian mayat Sogol terjadi keributan bagaimana cara memandikan mayatnya dengan tuak, apakah menggunakan air atau tidak, apakah diguyur langsung atau tidak. Keributan tersebut akhirnya berakhir ketika istri Sogol bersuara bahwa dia kebih berhak menentukan bagaimana mayat Sogol akan dimandikan. Dan istri Sogol memilih untuk memandikan suaminya dengan wajar seperti selama ini mayat dimandikan.
Evaluasi
Bahasa yang digunakan dalam novel ini mudah dipahami sehingga tidak menyulitkan pembaca pemula. Selain itu, akhir cerita pendek ini tidak menggantung seperti beberapa cerpen lainnya sehingga pembaca tidak merasa penasaran dengan akhir dari cerita ini.
Rangkuman
Setelah membaca kembali ulasan di atas dapat saya simpulkan bahwa cerita pendek berjudul Mandikan Mayatku Dengan Tuak ini sangat dianjurkan untuk dibaca oleh semua kalangan. Selain itu dalam cerita pendek ini juga banyak pesan moral yang bisa dipetik. Pesan moral tersebut berupa tidak semua wasiat atau permintaan harus dilaksanakan, jika wasiat tersebut memang tidak maka jangan dilaksanakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar