Selasa, 30 April 2019

Kritik dan Esai: Analisis Unsur Intrinsik Cerita Pendek Laboratorium Tikus

       Laboratorium Tikus merupakan salah satu cerita pendek dari kumpulan cerita pendek karya M. Shoim Anwar. Laboratorium Tikus ini bercerita tentang sebuah Laboratorium yang dihuni oleh banyak tikus. Tikus-tikus tersebut seperti biasa mengganggu dengan cara menggerogoti kardus, buku, peralatan ringan, bahkan kabel listrik pun tak luput menjadi sasarannya. Selain menceritakan tentang tikus-tikus yang menggaggu, dalam cerita pendek ini juga menceritakan tentang beberapa keganjilan dan misteri tentang suara wanita dan lenyapnya bahan-bahan yang ada di Laboratorium padahal bahan-bahan tersebut jarang digunakan.
     
       Analisis unsur intrinsik cerita pendek berjudul Laboratorium Tikus adalah sebagai berikut.
  1. Tema
    Tema yang digunakan oleh cerita pendek Laboratorium Tikus ini adalah permasalahan sosial.
  2. Alur
    Alur yang digunakan oleh cerita pendek Laboratorium Tikus ini adalah alur maju.
  3. Sudut Pandang
    Sudut pandang dalam cerita pendek Laboratorium Tikus ini adalah orang ketiga.
  4. Latar Tempat
    Latar tempat dalam cerita pendek Laboratorium Tikus ini adalah laboratorium dan ruang kerja Pak Prapto.
    a. Laboratorium
       "Dulu, ketika sungai masih berair dan tumbuhan berkembang subur, tikus-tikus di sungai ini       hidup makmur dengan memakan tunas-tunas daun dan sisa-sisa makanan yang terbawa air."
    b. Ruang Keja Pak Prapto
        "Suatu siang, Bu Bardo dipanggil Pak Prapto diruang kerjanya. Kali ini wajahnya tampak            menegang."
  5. Latar Waktu
    a. Pagi
        "Pukul delapan kurang sepuluh menit. Suasana laboratorium masih senyap. Krepyak jendela        masih mengatup. Sisa udara semalam terasa pengap."
    b. Siang
        "Suatu siang, Pokro menghadap Pak Prapto. Dia mengajukan permohonan agar jam                      kerjanya dikurangi."
  6. Latar Suasana
    a. Sepi
        "Pokro kembali bekerja sendiri. Dia mulai dihinggapi rasa jenuh."
    b. Kegaduhan
        "Tiba-tiba terdengar teriakan-teriakan dari laboratorium. Beberapa peserta praktikum                   berlarian keluar. Pak Prapto, Bu Bardo, juga kepala tata usaha, Bu Wardah, berlarian n               menghampiri."
  7. Tokoh
    a. Pokro
    b. Bu Bardo
    c. Pak Prapto (Kepala Laboratorium)
  8. Perwatakan
    a. Pokro
       1)Mudah Terkejut
          "Jantung Pokro seperti muncrat ke langit-langit. Ternyata yang memanggil adalah Bu                  Badro."
       2)Mempunyai Ingatan Yang Kuat
          "Pokro heran, mengapa bahan-bahan itu kini lenyap ? Pokro ingat persis, beberapa hari ini         bahan-bahan tersebut tak terpakai. Lelaki itu memegang kening, heran, mengapa bahan-             bahan pratikum dalam lemari kaca itu sering lenyap."
       3)Penakut
          "Tiba-tiba saja Pokro ingat lagi pada Rantini, perempuan yang dulunya juga pernah dikabarkan menjalin hubungan gelap dengan Pak Prapto. Bulu-bulu Pokro perlahan-lahan berdiri."
    b. Bu Bardo
       1) Misterius
           Menyembunyikan sesuatu.

    c. Pak Prapto
       1) Bijak
           "Resiko selalu ada dalam setiap kerja. Tugas kita adalah mencegah risiko itu."
       2) Teliti
           Sebelum melayangkan tuduhan, lebih dulu memeriksa keaslian kuitansi kepada pihak                 bersangkutan.
  9. Konflik
    "Sekitar jam setengah sembilan pagi, terdengar teriakan minta tolong di laboratorium. Beberapa orang yang berad di kantor tata usaha segera berlari. Setiba di laboratorium, mereka sontak berteriak pula. Mereka menjupai Bu Bardo menggelepar-gelepar di lantai. Kulitnya memucat. Matanya mendelik merah. Dan mulutnya mengeluarkan lendir. Perempuan itu memegangi perut dan dadanya. Orang-orang segera membopongnya ke atas meja praktikum."
  10. Amanat
    Banyak hal yang bisa kita petik dalam cerita pendek ini, salah satunya adalah jangan menunda-nunda pekerjaan karena bisa berakibat tak terduga. Selain itu, sebagai manusia kita harus selalu berperilaku baik dan tidak menyembunyikan suatu kejelekan yang bisa membuat kita sengsara pada akhirnya, karena sebaik-baiknya kita menyimpan kejelekan, kejelekan itu akan diketahui oleh semua orang pada waktunya.
  11. Unsur ekstrinsik
    M. Shoim Anwar lahir di Desa Sambong Dukuh, Jombang, Jawa Timur. Dia bersekolah di SPG di kota kelahirannya dan melanjutkan pendidikan ke IKIP Surabaya dengan jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, kemudian diteruskan pada program pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. M. Shoim Anwar pernah menjadi guru di SD, SLTP, SLTA, hingga Perguruan Tinggi.

    M. Shoim Anwar pertama kali menggemari kegiatan tulis menulis saat ia berada di bangku SLTP. Ia pernah menjadi pembawa acara sastra di radio RKDP Jombang. Tulisan-tulisannya sudah banyak yang dimuat di berbagai media massa berupa puisi, cerpen, novel, dan esai. Berbagai penghargaan yang telah diterima oleh M. shoim Anwar diantaranya adalah : Juara tiga kali berturut-turut dalam lomba penulisan cerpen yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Surabaya (1988,1989,1990), tiga kali berturut-turut menjuarai lomba menulis cerpen dan esai pada tahun 2001,2002, dan 2003. Beberapa kali ia juga mengikuti acara Sastrawan Bicara Siswa Bertanya yang diadakan majalah horison.

    M. Shoim Anwar juga pernah menjadi Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jawa Timur dan menjadi redaktur majalah budayaKidung dan Kali Mas. Cerpen miliknya juga masuk dalam antologi cerpen bahasa Indonesia dan Inggris, seperti Cerita Pendek dari SurabayaNegeri Bayang-bayang, Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia, Dari Fansuri ke Handayani, Horison Sastra Indonesia, New York After Midnight, Beyond the Horizon.
    Sedangkan buku kumpulan cerpen M. Shoim Anwar yang telah terbit adalah Oknum, Musyawarah Para Bajingan, Limau Walikota, Pot dalam Otak Kepala Desa, Bermula dari Tambi, Soeharto dalam Cerpen Indonesia, serta Meniti Kereta Waktu.novelnya yang pernah dipublikasikan adalah Sang Pelancong, AnginKemarau, dan Tandes.

       Setelah membaca dan menganalisis cerita pendek ini, saya menyimpulkan bahwa cerita pendek ini cukup menarik dan juga mengganjal. Menarik karena banyak misteri yang seakan mengajak pembaca unntuk memecahkan misteri tersebut. Mengganjal karena kecurigaan terhadap Bu Bardo atas penggelapan dana laboratorium belum terungkap, dan berakhir dengan meninggalnya Bu Bardo karena keracunan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar